MESJID RIFA'I
Guide yang berpengalaman Ust,Aep Saifullah
Persis di samping mesjid Sultan Hasan, berdiri sebuah mesjid yang tidak kalah tinggi dan megahnya. Mesjid ini adalah Mesjid Rifa'i.
Imam Rifa'i dilahirkan di sebuah kota yang bernama Ummu Ubaidah, Baghdad, Irak pada tahun 512 H pada masa Dinasti Abbasiyyah Kedua, tepatnya pada masa Khalifah al-Mustadhhar billah. Imam Rifa'i lahir dalam keadaan yatim, karena ayahnya sudah meninggal dunia ketika ia masih dalam perut ibunya. Nama Rifa'i sendiri sebenarnya bukanlah nama aslinya. Ia adalah nama salah satu dari leluhurnya, Nama asli dari Imam Rifa'i adalah Ahmad bin Yahya bin Tsabit bin Hazim bin Rifa'ah.
Imam Rifa'i diasuh, dididik dan dibesarkan oleh paman dari pihak ibunya yang bernama Syaikh Mansur al-Bathaihy.. Ketika usia pamannya sudah menjelang ajal, Ia menunjuk Imam Rifa'i sebagai khalifah atau penerus kepemimpinan 'pesantrennya'.,karena melihat kecerdasan dan ketakwaan Imam Rifa'i yang mempunyai kelebihan dibandingkan dengan murid-murid lainnya termasuk dibandingkan dengan putranya sendiri. .
Imam Rifa'i terkenal seorang ulama yang sangat shaleh. Dalam beberapa buku tarajum disebutkan bahwa dia adalah orang yang selalu membantu orang lemah, sayang kepada fakir miskin, belas kasihan kepada anak-anak yatim. Setiap hari Imam Rifa'i mengumpulkan kayu bakar lalu dijual ke pasar, dan uangnya dibagikan kepada fakir miskin di sekitarnya. Setiap sore, dia memikul tempat air besar dan dibagikan kepada wanita-wanita yang sudah tua.
Imam Rifa'i juga hampir setiap hari selalu menyapu dan membersihkan mesjid, meski ia sudah menjadi syaikh besar dan tokoh Tariqat Rifa'iyyah. Apabila adzan berkumandang, ia tinggalkan semua kegiatan dan urusan dunianya untuk menuju mesjid dan shalat terlebih dahulu. Setiap hari, Imam Rifa'i selalu memimpin halaqah dzikir (perkumpulan dzikir) di tempatnya. Halaqah inilah yang kemudian menjadi cikal bakal lahirnya Tariqat Rifa'iyyah (Tariqat yang dinisbahkan kepada pendirinya Imam Rifa'i).
Imam Rifa'i terkenal sangat sayang kepada binatang. Suatu hari ia melihat seekor anjing sakit, Imam Rifa'i lalu mengobatinya dan memberinya minum sampai anjing itu sembuh. Dalam kesempatan lain, Imam Rifa'i melihat seekor ular yang luka karena bertarung dengan sesamanya. Ia lalu membawanya ke rumah dan mengobatinya sampai sembuh. Karena akhlaknya yang mulia dan perangainya yang tinggi, Allah memberikan kelebihan-kelebihan (karamat). Di antara karamatnya, Imam Rifa'i terkenal dengan orang yang sangat dekat dan jinak dengan binatang buas, terutama dengan ular. Apabila ada ular berbisa yang berbahaya dan seringkali menyengat para penduduk, ketika Imam Rifa'i menghampirinya, ular itu menjadi jinak dan baik.
Masjid ini dibangun pada tahun 1286 H atau pada tahun 1869 M ,dibangun selama sebelas tahun dengan tinggi pondasinya dua meter di atas permukaan tanah. Pada tahun 1880 M, proyek pembangunan mesjid ini sempat tertunda selama dua puluh lima tahun. Baru disempurnakan dan dirampungkan sampai tuntas pada masa Raja Abbas Hilmy Kedua pada tahun 1912 M.
Mesjid Rifai ini termasuk masjid termegah dan terindah yang dibangun pada abad ke-20. Kehebatan dan kemegahan bangunan ini nampak dari tingginya yang hampir menandingi ketinggian mesjid Sultan Hasan, juga terkenal dengan arsitekturnya yang tidak kalah hebat. Mesjid ini juga terkenal dengan pintu masuknya yang sangat tinggi dengan ornamen dan arsitektur yang luar biasa.
Luas mesjid ini sekitar 6500 meter, dan luas ruangan khusus untuk shalat mencapai 1767 meter. Di dalam mesjid juga banyak terdapat marmer-marmer yang sangat mahal berikut sentuhan arsitektur yang sangat rapih. Di bagian dalam mesjid, terdapat makan Syakh Ali bin Syabak atau lebih dikenal dengan Rifa'i Kecil, salah seorang tokoh yang menyebarkan Tariqat Rifa'iyyah di Mesir. Di dalamnya juga terdapat bangku untuk membaca mushaf al-Qur'an yang konon, qari' terkenal asal Mesir Syaikh Abdul Basith, biasa membaca al-Qur'an dengan bangku tersebut.
Di dalam mesjid, juga nampak tiang-tiangnya yang sangat besar dan megah. Pondasi tiang mesjid dihias dengan ukiran yang sangat cantik. Atap mesjid yang sangat tinggi dengan sentuhan arsitektur tinggi menambah keindahan dan kehebatan mesjid ini. Jendela-jendela dan ventilasi mesjid juga dihias dengan berbagai ukiran yang sangat menarik dan indah yang sampai saat ini tetap terjaga dan terpelihara. Marmer-marmernya yang indah juga turut menghias mesjid ini.
Di bagian ujung mesjid terdapat makan raja Fu'ad Pertama. Di sampingnya juga terdapat kuburan ibunya yang bernama Amirah Fariyal yang meninggal pada tahun 1910 M. Di dalam mesjid juga terdapat kuburan Khadiyu Ismail Basya bersama isteri-isteri dan putra putrinya. Masih di dalam mesjid, juga terdapat kuburan Raja Faruq, raja terakhir Mesir yang digulingkan, Raja Faruq meninggal dalam pengasingannya di Italia, lalu jenazahnya dipindahkan ke Mesir dan dikuburkan di dalam mesjid Rifa'i ini.
Di dalam mesjid Rifa'i juga terdapat makam Syah Iran, Reza Pahlevi, pemimpin Iran yang digulingkan oleh Imam Khumaini. Setelah digulingkan, Reza Pahlevi tidak diterima oleh negara-negara Islam saat itu, kecuali Mesir. untuk dikuburkan di kota seribu menara ini. Lantai di sekitar makan Syah Iran dipasang marmer yang sangat indah.
Menurut penuturan salah seorang tukang kebersihannya, hampir setiap tahun keluarga Syah Iran berkunjung ke makam orang tuanya ini.
Sampai saat ini mesjid Imam Rifa'i tetap dipakai untuk shalat berjamaah setiap waktu dan shalat Jum'at. Setiap hari Jum'at, tepatnya selesai shalat Jum'at, halaqah Dzikir Tariqat Rifa'iyyah masih berjalan sampai sekarang. Bahkan, peringatan kelahiran (maulid) Imam Rifa'i pun berpusat di mesjid ini.
Pada malam maulid Imam Rifa'i, semua murid dan pengikut Tariqat Rifa'iyyah dari seluruh pelosok Mesir berkumpul di mesjid ini. Biasanya diawali pawai dari Mesjid Imam Husain menuju mesjid ini dengan berjalan kaki sambil membaca dzikir dan ibtihal (doa dan sanjungan kepada Rasulullah saw). Acara maulid ini biasanya dimulai setelah shalat Ashar. Tariqat Rifa'iyyah juga mempunyai ciri khusus di mana bendera dan sorbannya berwarna hitam.
Mesjid Rifa'i termasuk salah satu saksi sejarah bahwa peradaban Islam pada masa lalu sangat tinggi dan luar biasa. Mesjid ini sempat direhab dan direnovasi oleh Departemen Peninggalan-Peninggalan Kuno Mesir di bawah pimpinan Dr. Ahmad Qadry.
Guide yang berpengalaman Ust,Aep Saifullah
Persis di samping mesjid Sultan Hasan, berdiri sebuah mesjid yang tidak kalah tinggi dan megahnya. Mesjid ini adalah Mesjid Rifa'i.
Imam Rifa'i dilahirkan di sebuah kota yang bernama Ummu Ubaidah, Baghdad, Irak pada tahun 512 H pada masa Dinasti Abbasiyyah Kedua, tepatnya pada masa Khalifah al-Mustadhhar billah. Imam Rifa'i lahir dalam keadaan yatim, karena ayahnya sudah meninggal dunia ketika ia masih dalam perut ibunya. Nama Rifa'i sendiri sebenarnya bukanlah nama aslinya. Ia adalah nama salah satu dari leluhurnya, Nama asli dari Imam Rifa'i adalah Ahmad bin Yahya bin Tsabit bin Hazim bin Rifa'ah.
Imam Rifa'i diasuh, dididik dan dibesarkan oleh paman dari pihak ibunya yang bernama Syaikh Mansur al-Bathaihy.. Ketika usia pamannya sudah menjelang ajal, Ia menunjuk Imam Rifa'i sebagai khalifah atau penerus kepemimpinan 'pesantrennya'.,karena melihat kecerdasan dan ketakwaan Imam Rifa'i yang mempunyai kelebihan dibandingkan dengan murid-murid lainnya termasuk dibandingkan dengan putranya sendiri. .
Imam Rifa'i terkenal seorang ulama yang sangat shaleh. Dalam beberapa buku tarajum disebutkan bahwa dia adalah orang yang selalu membantu orang lemah, sayang kepada fakir miskin, belas kasihan kepada anak-anak yatim. Setiap hari Imam Rifa'i mengumpulkan kayu bakar lalu dijual ke pasar, dan uangnya dibagikan kepada fakir miskin di sekitarnya. Setiap sore, dia memikul tempat air besar dan dibagikan kepada wanita-wanita yang sudah tua.
Imam Rifa'i juga hampir setiap hari selalu menyapu dan membersihkan mesjid, meski ia sudah menjadi syaikh besar dan tokoh Tariqat Rifa'iyyah. Apabila adzan berkumandang, ia tinggalkan semua kegiatan dan urusan dunianya untuk menuju mesjid dan shalat terlebih dahulu. Setiap hari, Imam Rifa'i selalu memimpin halaqah dzikir (perkumpulan dzikir) di tempatnya. Halaqah inilah yang kemudian menjadi cikal bakal lahirnya Tariqat Rifa'iyyah (Tariqat yang dinisbahkan kepada pendirinya Imam Rifa'i).
Imam Rifa'i terkenal sangat sayang kepada binatang. Suatu hari ia melihat seekor anjing sakit, Imam Rifa'i lalu mengobatinya dan memberinya minum sampai anjing itu sembuh. Dalam kesempatan lain, Imam Rifa'i melihat seekor ular yang luka karena bertarung dengan sesamanya. Ia lalu membawanya ke rumah dan mengobatinya sampai sembuh. Karena akhlaknya yang mulia dan perangainya yang tinggi, Allah memberikan kelebihan-kelebihan (karamat). Di antara karamatnya, Imam Rifa'i terkenal dengan orang yang sangat dekat dan jinak dengan binatang buas, terutama dengan ular. Apabila ada ular berbisa yang berbahaya dan seringkali menyengat para penduduk, ketika Imam Rifa'i menghampirinya, ular itu menjadi jinak dan baik.
Masjid ini dibangun pada tahun 1286 H atau pada tahun 1869 M ,dibangun selama sebelas tahun dengan tinggi pondasinya dua meter di atas permukaan tanah. Pada tahun 1880 M, proyek pembangunan mesjid ini sempat tertunda selama dua puluh lima tahun. Baru disempurnakan dan dirampungkan sampai tuntas pada masa Raja Abbas Hilmy Kedua pada tahun 1912 M.
Mesjid Rifai ini termasuk masjid termegah dan terindah yang dibangun pada abad ke-20. Kehebatan dan kemegahan bangunan ini nampak dari tingginya yang hampir menandingi ketinggian mesjid Sultan Hasan, juga terkenal dengan arsitekturnya yang tidak kalah hebat. Mesjid ini juga terkenal dengan pintu masuknya yang sangat tinggi dengan ornamen dan arsitektur yang luar biasa.
Luas mesjid ini sekitar 6500 meter, dan luas ruangan khusus untuk shalat mencapai 1767 meter. Di dalam mesjid juga banyak terdapat marmer-marmer yang sangat mahal berikut sentuhan arsitektur yang sangat rapih. Di bagian dalam mesjid, terdapat makan Syakh Ali bin Syabak atau lebih dikenal dengan Rifa'i Kecil, salah seorang tokoh yang menyebarkan Tariqat Rifa'iyyah di Mesir. Di dalamnya juga terdapat bangku untuk membaca mushaf al-Qur'an yang konon, qari' terkenal asal Mesir Syaikh Abdul Basith, biasa membaca al-Qur'an dengan bangku tersebut.
Di dalam mesjid, juga nampak tiang-tiangnya yang sangat besar dan megah. Pondasi tiang mesjid dihias dengan ukiran yang sangat cantik. Atap mesjid yang sangat tinggi dengan sentuhan arsitektur tinggi menambah keindahan dan kehebatan mesjid ini. Jendela-jendela dan ventilasi mesjid juga dihias dengan berbagai ukiran yang sangat menarik dan indah yang sampai saat ini tetap terjaga dan terpelihara. Marmer-marmernya yang indah juga turut menghias mesjid ini.
Di bagian ujung mesjid terdapat makan raja Fu'ad Pertama. Di sampingnya juga terdapat kuburan ibunya yang bernama Amirah Fariyal yang meninggal pada tahun 1910 M. Di dalam mesjid juga terdapat kuburan Khadiyu Ismail Basya bersama isteri-isteri dan putra putrinya. Masih di dalam mesjid, juga terdapat kuburan Raja Faruq, raja terakhir Mesir yang digulingkan, Raja Faruq meninggal dalam pengasingannya di Italia, lalu jenazahnya dipindahkan ke Mesir dan dikuburkan di dalam mesjid Rifa'i ini.
Di dalam mesjid Rifa'i juga terdapat makam Syah Iran, Reza Pahlevi, pemimpin Iran yang digulingkan oleh Imam Khumaini. Setelah digulingkan, Reza Pahlevi tidak diterima oleh negara-negara Islam saat itu, kecuali Mesir. untuk dikuburkan di kota seribu menara ini. Lantai di sekitar makan Syah Iran dipasang marmer yang sangat indah.
Menurut penuturan salah seorang tukang kebersihannya, hampir setiap tahun keluarga Syah Iran berkunjung ke makam orang tuanya ini.
Sampai saat ini mesjid Imam Rifa'i tetap dipakai untuk shalat berjamaah setiap waktu dan shalat Jum'at. Setiap hari Jum'at, tepatnya selesai shalat Jum'at, halaqah Dzikir Tariqat Rifa'iyyah masih berjalan sampai sekarang. Bahkan, peringatan kelahiran (maulid) Imam Rifa'i pun berpusat di mesjid ini.
Pada malam maulid Imam Rifa'i, semua murid dan pengikut Tariqat Rifa'iyyah dari seluruh pelosok Mesir berkumpul di mesjid ini. Biasanya diawali pawai dari Mesjid Imam Husain menuju mesjid ini dengan berjalan kaki sambil membaca dzikir dan ibtihal (doa dan sanjungan kepada Rasulullah saw). Acara maulid ini biasanya dimulai setelah shalat Ashar. Tariqat Rifa'iyyah juga mempunyai ciri khusus di mana bendera dan sorbannya berwarna hitam.
Mesjid Rifa'i termasuk salah satu saksi sejarah bahwa peradaban Islam pada masa lalu sangat tinggi dan luar biasa. Mesjid ini sempat direhab dan direnovasi oleh Departemen Peninggalan-Peninggalan Kuno Mesir di bawah pimpinan Dr. Ahmad Qadry.