Friday, April 3, 2009

PERPUSTAKAAN ISKANDARIYAH



Perpustakaan Iskandariyah

Iskandariyah juga terkenal dengan perpustakaannya yang merupakan perpustakaan pertama sekaligus terbesar di dunia. Perpustakaan ini merupakan perpustakaan yang lengkap dan bertahan hingga seribu tahun lamanya serta berkembang menjadi pusat pembelajaran terhebat di dunia pada masa itu. Bahkan sampai saat ini masih termasuk deretan perpustakaan besar dunia.

Perpustakaan ini didirikan pada tahun 323 SM oleh Ptolemi I. Penguasa yang digelari Soter ini adalah panglima militer yang sangat mencintai ilmu. Hingga masa Ptolemi III, sekitar 700.000 buku tersimpan di perpustakaan Alexandria. Di Alexandria ini pula, Euclides, Archimedes, Erathostenes, dan ilmuwan-ilmuwan besar lainnya yang meletakkan dasar pengetahuan bagi umat manusia pernah menghabiskan sebagian hidupnya.

Konon, perpustakaan ini memiliki 700.000 gulungan papirus. Sebagai perbandingan, pada abad ke-14, Perpustakaan Sorbonne yang katanya memiliki koleksi terbesar dizamannya hanya memiliki 1700 buku. Para penguasa Mesir begitu bersemangat untuk memperbanyak koleksi mereka sampai-sampai mereka memerintahkan prajurit untuk menggeledah setiap kapal yang masuk guna memperoleh naskah. Jika ada naskah yang ditemukan, mereka menyimpan yang asli dan mengembalikan salinannya. Menurut beberapa sumber, ketika Athena meminjamkan naskah-naskah drama klasik Yunani asli yang tak ternilai kepada Ptolemeus III, ia berjanji membayar uang jaminan dan menyalinnya. Tetapi sang raja malah menyimpan yang asli, tidak mengambil kembali uang jaminan itu, dan memulangkan salinannya.

Sewaktu tentara Islam di bawah panglima Amer bin Ash menaklukkan Mesir pada tahun 640 (abad 20 H), perpustakaan Alexandria kemungkinan sudah tidak ada. Para cendikiawan masih berdebat tentang bagaimana dan kapan tepatnya perpustakaan itu lenyap. Namun sebagian besar sejarawan menilai bahwa perpustakaan di Alexandria musnah ketika Julius Caesar menyerang Mesir pada 48 SM. Perpustakaan Alexandria dibakar, dan tak kurang dari 400.000 buku hangus menjadi abu. Belakangan, Caesar meminta maaf atas kelakuan barbar tentaranya membakar perpustakaan tersebut, dan menghadiahkan 200.000 buku yang dikirim dari Roma kepada Cleopatra, berlanjut dengan terjalinnya kisah cinta mereka

Setelah pembakaran tersebut, perpustakaan Alexandria tak terurus lagi. Baru pada tahun 1990-an, UNESCO bersama dengan Pemerintah Mesir membangun kembali perpustakaan pertama di dunia itu, Bibliotheca Alexandrina. Lokasi perpustakaan sekarang ini dekat dengan lokasi di mana dahulu berdiri.

Sekarang, perpustakaan Alexandria telah berdiri megah, dan menjadi salah satu perpustakaan terbesar dan termodern di dunia. Disana tersimpan jutaan buku, 500 komputer untuk mengakses literatur secara digital, dan ruang baca yang bisa menampung 1.700 orang. Di halaman depan perpustakaan dipajang patung dada Alexander The Great, sebagai penghormatan kepada pendiri kota Alexandria itu.


Penulis ust Aep Saipullah.


Thursday, April 2, 2009

Makam & Masjid Abul Abbas Al-Mursi



Masjid Abul Abbas Al-Mursi
Makam Abul Abbas Al-Mursi

Masjid ini disebut Masjid Abul Abbas al-Mursi mengingat di dalamnya terdapat kuburan beliau. Abul Abbas al-Mursi adalah orang nomor dua dalam tarekat Syadziliyyah. Beliau seorang sufi terkenal sekaligus ulama dan orang shaleh yang memiliki banyak karamat yang diberikan oleh Allah kepadanya.

Nama aslinaya adalah Shihabuddin Abul Abbas Ahmad bin Umar bin Muhammad al-Anshari al-Mursi. Lahir di daerah Marsiyyah (karena itu nama beliau diakhiri dengan al-Mursi), salah satu kota di Spanyol, pada tahun 616 H atau 1219 M.

Beliau berasal dari keluarga berada, orang tuanya seorang pedagang kaya dan bussnessman sukses saat itu. Ketika Spanyol banyak didominasi orang-orang Kristen, Abul Abbas al-Mursi dan keluarga meninggalkannya pada tahun 640 H, 1242 M.

Ketika Abul Abbas al-Mursi berada di Tunisia, beliau mendengar kabar tentang sosok ulama sufi terkenal Syaikh Hasan as-Syadzili (pendiri tarekat Syadziliyyah) yang hendak berangkat menuju Iskandariyah. Abul Abbas pun akhirnya berguru kepadanya, dan ikut bersamanya menuju Iskandariyah. Bahkan, beliau menjadi menantunya, karena dinikahkan dengan salah satu putrinya.

Abul Abbas al-Mursi kemudian menjadi murid teladan Syaikh Abul Hasan as-Syadzily. Makanya, begitu Abul Hasan as-Syadzily meninggal, Abul Abbas dipercaya memegang tapuk khalifah untuk meneruskan perjuangan dan ajarannya.

Abul Abbas tinggal di Iskandariyah lumayan lama, 43 tahun, sampai akhirnya beliau meninggal di sana pada tahun 686 H atau 1286 M. Selama hayatnya, beliau mengajarkan ilmu-ilmu keislaman, khususnya ilmu tasawuf. Beliau dikuburkan di tempat saat ini yang kemudian dibangun sebuah mesjid besar bernama Masjid Abul Abbas al-Mursi.

Masjid ini dibangun beberapa kali mengalami perluasan. Masjid ini pertama kali dibangun oleh seorang saudagar kaya yang saat itu berziarah ke makan Syaikh Abul Abbas al-Mursi pada tahun 1307. Saudagar itu bernama Syaikh Zainuddin al-Qattan.

Tahun 1477 M, masjid ini direnovasi oleh seorang bupati Iskandariyah saat itu yang bernama Gaqmas al-Zahry. Pada tahun 1596 M, masjid ini diperluas oleh seorang syaikh Abul Abbas al-Khurzemy yang kemudian ia pun dikuburkan masih di dalam mesjid itu di samping syaikh Abul Abbas al-Mursi. Demikian dan seterusnya, sampai akhirnya masjid ini nampak cantik seperti sekarang ini. Guide ust Aep Saipullah.

Masjid Nabi Daniel Di Kota Iskandariyah Mesir.


Masjid Nabi Daniel Di Kota Iskandariyah

Masjid ini dikenal dengan nama Masjid Nabi Daniel, mengingat di dalamnya ada kuburan beliau. Ia dikuburkan di dalam masjid ini berhadapan dengan kuburan Luqmanul Hakim.
Lalu siapa Nabi Daniel ini? Dalam agama Islam, nama Nabi Daniel termasuk jarang terdengar. Hal ini mengingat Nabi Daniel tidak termasuk salah satu dari 25 nabi yang wajib diketahui. Namun demikian, para ahli sejarah mengatakan, beliau adalah seorang Nabi yang pernah hidup dan meninggal di Mesir. Nabi Daniel termasuk di antara keturunan Nabi Daud as.
Imam ats-Tsa’laby sebagaimana dikutip oleh Muhammad bin Iyas Abul Barakat al-Hifny dalam bukunya Bada’iuz Zuhur fi Waqai’ ad-Duhur (hal.192-194) menuturkan, bahwa syahdan dahulu hidup seorang raja Babil yang terkenal jahatnya yang bernama, Bakhtashir. Bakhtashir sendiri termasuk keturunan Yafuts dan Yafuts adalah putra Nabi Nuh as.
Dalam sejarahnya, Bakhtashir seorang raja yang sangat kejam. Tidak ada satupun laki-laki Bani Israil yang hidup melainkan dibunuhnya. Anak-anak dipisahkan dari orang tuanya dan dilatih untuk perang sebagian dipenjara.
Suatu saat Bakhtashir menawan banyak masyarakat, termasuk anak-anak. Di antara yang ditawan itu ada seorang anak-anak bernama Nabi Daniel. Ia ditawan dan dipenjarakan bersama dengan keturunan Nabi Ya’kub dan Nabi Yusuf, as.
Suatu hari Bakhtashir bermimpi dengan mimpi yang sangat mengejutkan dan mengagetkannya. Ia bertanya kepada para dukun dan juru ramal saat itu, akan tetapi semuanya diam, tidak dapat mengartikan mimpinya tadi.
Lalu datanglah seorang laki-laki yang pernah dipenjara bersama Nabi Daniel yang mengabarkan kepada Bakhtashir bahwa di dalam penjara ada seorang pemuda yang pandai menafsirkan mimpi. Dia adalah Nabi Daniel. Di panggilah Nabi Daniel untuk menakbirkan mimpinya itu.
Nabi Daniel dengan sangat jelas mengartikan mimpi Bakhtashir tadi. Bakhtashir pun kagum akan kehebatan Nabi Daniel. Nabi Daniel kemudian dibebaskan dari penjara dan dijadikan konsultan sekaligus guru pribadi Bakhtashir.
Kedekatan antara Bakhtashir dengan Nabi Daniel ini membuat petinggi Majusi geram. Mereka kemudian merencanakan sebuah makar untuk membunuh Nabi Daniel. Digalilah sebuah lobang besar, kemudian Nabi Daniel dimasukkan ke dalamnya bersamaan dengan binatang-binatang buas dan berbisa. Namun, setelah beberapa hari lamanya Nabi Daniel berada di lobang tersebut, Bakhtashir mendapatkan Nabi Daniel dalam keadaan sehat tidak kurang sedikitpun.
Ia pun semakin dekat dan sayang kepada Nabi Daniel. Melihat hal itu, orang-orang Majusi kembali menghasut Nabi Daniel dengan hasutan-hasutan yang jauh dari kebenaran. Di antara hasutan ini, dikatakan kepada Bakhtashir bahwa Daniel telah menyebarkan ‘aib yang tidak baik tentang Bakhtashir, yaitu bahwa Raja Bakhashir apabila tidur, selalu buang air kecil di kasur.
Hasutan ini tentu membuat Bakhtashir geram, mengingat ini merupakan cacat dan aib besar untuk seorang raja. Nabi Daniel lalu dipanggil dan diminta tidur bersamanya. Bakhtashir kemudian berkata kepada para pengawal yang bertugas menjaga pintu, bahwa kelak apabila malam tiba ada orang yang keluar kamar untuk pipis, bunuh saja dia, siapapun dia orangnya, sekalipun dia mengaku bernama saya. Para pengawal pun mengiyakannya.
Begitu malam tiba, Nabi Daniel tidak keluar, ia tidak mau buang air kecil pada malam itu. Sampai akhirnya Bakhtashir sendiri yang pertama keluar kamar untuk pipis. Setiba di pintu, para pengawal langsung menangkapnya. Bakhtashir berteriak dan berkata: “jangan bunuh, saya adalah raja kalian, Bakhtashir”.
Namun para pengawal menjawabnya dengan mengatakan: “Dusta, kamu telah berdusta, kamu bukan Bakhtashir raja kami, tapi kamu adalah orang yang mengaku-ngaku sebagai raja kami. Dan siapapun yang keluar malam pertama, maka dia harus dibunuh”. Tanpa panjang kalam, Bakhtashir pun lalu dibunuhnya. Allah menyelamatkan Nabi Daniel dan membinasakan Bakhtashir yang jahat.
Abul Barakat al-Hifny kemudian menuturkan, Nabi Daniel kemudian berangkat menuju kota Iskandariyah, dan menghabiskan sisa-sisa hidupnya untuk berdakwah di sana, bahkan meninggal dan kuburannya pun di sana.
Kuburan Nabi Daniel ini menurut al-Hifny dalam Badai’uz Zuhurnya (hal 194, 195) ditemukan pada masa Khalifah Umar bin Khatab. Saat itu ketika Iskandariyah berhasil dilumpuhkan oleh Amer bin Ash, Amer dan para tentara melihat ada tempat bersembunyi yang dikunci dengan gembok besi. Kemudian mereka membukanya, dan ternyata di dalamnya ada lobang kecil yang ditutup dengan marmer berwarna hijau yang ditutup dengan marmer berwarna hijau lainnya.
Begitu dibuka, ternyata di dalamnya ada jenazah seorang laki-laki dengan kain kafan yang ditenun benang emas, dengan badan yang sangat besar. Kejadian itu dilaporkan kepada Khalifah Umar, dan Umar segera bertanya kepada Ali bin Abi Thalib. Ali kemudian menjawab bahwa jenazah tersebut adalah jenazah Nabi Daniel.
Umar segera memerintahkan Amer bin Ash untuk mengkafani kembali jenazah tadi, dan meminta untuk dikuburkan disebuah tempat yang tidak dapat dijangkau oleh orang-orang. Amer bin Ash lalu membuatkan kuburannya lagi di kota Iskandariyah yang saat ini di atasnya dibangun sebuah mesjid, bernama Masjid Nabi Daniel.


BENTENG QAIT BAY DI MESIR


BENTENG QAIT BAY Di ISKANDARIYAH

Qait Bay adalah penguasa diantara pada masa dinasti mamalik jarakisah, peninggalan Qait Bay termasuk sangat banyak, dismaping meninggalkan 2 masjid ( yang keduanya dijadikan gambar pada uang Mesir termasuk pada uang kertas le. 200) juga meninggalkan Sabil, Madrasah, Wakalah dan Benteng. Qaet Bay sendiri berkuasa diperkirakan antara Tahun 1468-1496 M.

Umumnya semua peninggalan Qaet Bay ini berada di Kairo, termasuk kuburan jenazanya. Satu yang ada di luar Kairo, yaitu Benteng yang berada di Iskandariyah, yang kini Benteng ini di kenal dengan namanya sendiri, Benteng Qaet Bay, dinisbahkan nama pendirinya.

Benteng ini sangat indah dan lokasinya yang sangat pas, berada di pantai laut Mediteranian Iskandariyah, untuk ke dalam Benteng ini setiap pengunjung non Mesir dikenakan tarif sekitar le 25.

MAKAM LUKMANUL HAKIM

Di Iskandariyah terdapat sebuah masjid yang di dalamnya terdapat dua kuburan orang sangat mulia yang saling berhadapan. Yang satu seorang Nabi yang bernama Nabi Daniel, dan yang satu lagi seorang budak belian shaleh bernama Luqmanul Hakim. Lalu siapa Luqman itu?

Luqmanul Hakim menurut riwayat yang lebih kuat, bukan seorang nabi. Ia seorang manusia shaleh semata. Bahkan dalam banyak riwayat shahih dikatakan, ia seorang budak belian, berkulit hitam, berparas pas-pasan, hidung pesek, kulit hitam legam. Namun demikian, namanya diabadikan oleh Allah menjadi nama salah satu surat dalam al-Qur’an, surat Luqman. Penyebutan ini tentu bukan tanpa maksud. Luqman diabadikan namanya oleh Allah, karena memang orang shaleh yang patut diteladani. Bahwa Allah tidak menilai seseorang dari gagah tidaknya, juga tidak dari statusnya, jabatannya, warna kulitnya dan lainnya. Akan tetapi Allah menilai dari ketakwaaan dan kesalehannnya.
Luqman merupakan sosok budak hina, hitam, akan tetapi Allah abadikan karena ketakwaan dan kesalehannya.
Setidaknya, ada dua manusia yang bukan nabi, tapi namanya diabadikan dalam al-Qur’an menjadi nama surat. Keduanya itu adalah Luqman dan Maryam.
Lalu siapa sebenarnya Luqman ini? Berikut paparan singkat penulis.
Hemat penulis, tidak satu pun sejarawan yang menyebutkan bahwa Luqman berdarah Arab. Sebagian sejarawan menyebut Luqman berdarah Ibrani, sebagian lain menyebut berdarah Habasyi, dan yang lainnya menyebut berdarah Nubi, salah satu suku di Mesir yang berkulit hitam (aswan sekarang).
Dalam Tarikh nya, Ibnu Ishak menuturkan, bahwa Luqman bernama Luqman bin Bau’raa bin Nahur bin Tareh, dan Tareh bin Nahur merupakan nama dari Azar, ayah Nabi Ibrahim as.
Wahab bin Munabbih mengatakan bahwa Luqman adalah putra dari saudari kandung Nabi Ayyub as. Muqatil menuturkan, Luqman adalah putra dari bibinya Nabi Ayyub as.Imam Zamakhsyari menguatkan dengan mengatakan: Dia adalah Luqman bin Bau’raa putra saudari perempuan Nabi Ayyub atau putra bibinya.
Riwayat lain mengatakan, Luqman adalah cicit Azar, ayahnya Nabi Ibrahim as. Luqman hidup selama 1000 tahun, ia sezaman bahkan gurunya Nabi Daud. Sebelum Nabi Daud diangkat menjadi Nabi, Luqman sudah menjadi mufti saat itu, tempat konsultasi dan bertanya Nabi Daud as.
Luqmanul Hakim dalam sebuah riwayat dikatakan seorang yang bermuka biasa, tidak ganteng. Qatadah pernah menuturkan dari Abdullah bin Zubair bahwasannya ia pernah bertanya kepada Jabir bin Abdullah tentang Luqman. Jabir menjawab: “Dia berbadan pendek dan berhidung pesek, orang Nubi, Mesir”.
Sa’id bin al-Musayyib juga menuturkan bahwa Luqman termasuk orang berkulit hitam dari Mesir, akan tetapi sangat mulia, dan Allah memberikan hikmah kepadanya, juga Luqman menolak untuk diangkat sebagai Nabi.
Seorang lalki-laki berkulit hitam datang mengadu kepada Said bin al-Musayyib. Sa’id kemudian berkata: “Janganlah bersedih lantaran kulit kamu hitam, karena di antara manusia pilihan itu, ada tiga orang semuanya berkulit hitam: Bilal, Mihja’ budak Umar bin Khatab dan Luqmanul Hakim”.

Lalu apa pekerjaan Luqman?
Para ahli sejarah berbeda pendapat tentang profesinya. Sebagian mengatakan, profesinya adalah tukang jahit. Sebagian lainnya mengatakan, tukang kayu, yang lainnya menuturkan tukang kayu bakar, dan terakhir mengatakan sebagai penggembala.
Riwayat lain menuturkan bahwa Luqman adalah qadhi pada masa Bani Israil, sekaligus konsultannya Nabi Daud as. Bahkan riwayat lain menuturkan Luqman adalah seorang budak belian dari Habasyi yang berprofesi sebagai tukang kayu.
Khalid ar-Rib’i menuturkan: “Luqman adalah seorang budak belian dari Habasyi yang berprofesi sebagai tukang kayu. Suatu hari majikannya berkata: “Wahai Luqman sembelih kambing ini lalu keluarkan dua dagingnya yang paling enak. Luqman lalu menyembelih dan mengeluarkan lidah dengan hati.
Keesokan harinya, majikannya kembali berkata: “Luqman, sembelih domba ini, dan keluarkan dua daging yang paling tidak enak”. Luqman kembali mengeluarkan lidah dengan hati.
Majikannya lalu bertanya, wahai Luqman, saya meminta kamu mengeluarkan daging yang paling enak dan paling tidak enak, kamu mengeluarkan yang sama, lidah dengan hati. Kenapa demikian?
Luqman menjawab: “Tidak ada yang seenak keduanya, apabila dipakai dengan sebaik mungkin, dan tidak ada yang sejelek dari keduanya, manakala dipakai tidak pada tempatnya”. SubhanAllah sungguh bijak sekali Luqman ini, karena itulah Allah memberikan nama Luqmanul Hakim (Luqman yang sangat bijak).
Dalam sejarahnya Luqman menikah dan dikaruniai banyak anak, akan tetapi semuanya meninggal dunia ketika masih kecil, tidak ada yang sampai dewasa, namun Luqman tidak menangis, karena hidupnya yang sudah yakin dengan Allah.
Betapa banyak contoh-contoh kemulian Luqmanul Hakim ini yang tentunya tidak mungkin penulis sampaikan dalam kesempatan kali ini. Dalam hal ini, penulis hendak menyuguhkan wasiat-wasiat, pesan-pesan Luqman untuk putra-putranya sekaligus untuk ktia semua baik yang tercantum dalam al-Qur’an, maupun dalam riwayat lainnya.

Wasiat-wasiat Luqman dalam al-Qur’an (QS. Luqman: 13-19)
“13. Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang
besar".

14. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

15. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

16. (Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.

17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).

18. Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.

19. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu.Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.

Wasiat-wasiat Luqman lainnya:
Selain dalam ayat al-Qur’an, Luqman juga mempunyai banyak wasiat. Wahab bin Munabbih pernah menuturkan: “Saya membaca hikmah Luqman yang jumlahnya lebih dari 10 ribu bab”.
Di bawah ini penulis coba ketengahkan wasiat-wasiat Luqman lainnya yang tidak tercantum dalam al-Qur’an, akan tetapi sangat luar biasa kandungannya. Penulis mencoba memilih wasiat-wasiat yang dipandang lebih cocok.
Dalam bukunya Min Washaya al-Qur’an al-Karim (1/31-33), Muhammad al-Anwar Ahmad Baltagi, mengutip sebuah riwayat dari Malik bin Anas bahwasannya Luqman pernah menasehati putranya di bawah ini:

01 - Hai anakku: ketahuilah, sesungguhnya dunia ini bagaikan lautan yang dalam, banyak manusia yang karam ke dalamnya. Bila engkau ingin selamat, layarilah lautan itu dengan sampan yang bernama takwa, isinya adalah iman dan layarnya adalah tawakal kepada Allah.

02 - Orang - orang yang sentiasa menyediakan dirinya untuk menerima nasihat, maka dirinya akan mendapat penjagaan dari Allah. Orang yang insaf dan sadar setelah menerima nasihat orang lain, dia akan sentiasa menerima kemulian dari Allah juga.

03 - Hai anakku; orang yang merasa dirinya hina dan rendah diri dalam beribadat dan taat kepada Allah, maka dia tawadduk kepada Allah, dia akan lebih dekat kepada Allah dan selalu berusaha menghindarkan maksiat kepadaNya.

04 - Hai anakku; seandainya ibubapamu marah kepadamu kerana kesilapan yang dilakukanmu, maka marahnya ibubapamu adalah bagaikan baja bagi tanam tanaman.

05 - Jauhkan dirimu dari berhutang, kerana sesungguhnya berhutang itu boleh menjadikan dirimu hina di waktu siang dan gelisah di waktu malam.

06 - Dan Berharaplah selalu kepada Allah tentang sesuatu yang menyebabkan untuk tidak mendurhakaiNya. Takutlah kepada Allah dengan sebenar benar takut ( takwa ), tentulah engkau akan terlepas dari sifat berputus asa dari rahmat Allah.

07 - Hai anakku; seorang pendusta akan lekas hilang air mukanya karena tidak dipercayai orang dan seorang yang telah rusak akhlaknya akan sentiasa banyak melamun hal-hal yang tidak benar. Ketahuilah, memindahkan batu besar dari tempatnya semula itu lebih
mudah daripada memberi pengertian kepada orang yang tidak mahu mengerti.

08 - Hai anakku; engkau telah merasakan betapa beratnya mengangkat batu besar dan besi yang amat berat, tetapi akan lebih lagi dari semua itu, yaitu manakala engkau mempunyai tetangga (jiran) yang jahat.

09 - Hai anakku; janganlah engkau mengirimkan orang yang bodoh sebagai utusan. Maka bila tidak ada orang yang cerdik, sebaiknya dirimulah saja yang layak menjadi utusan.

10 - Jauhilah bersifat dusta, sebab dusta itu mudah dilakukan, bagaikan memakan daging burung, padahal sedikit sahaja berdusta itu telah memberikan akibat yang berbahaya.

11 - Hai anakku; bila engkau mempunyai dua pilihan, takziah orang mati atau menghadiri majlis perkawinan, pilihlah untuk menziarahi orang mati, sebab hal itu akan mengingatkanmu kepada kampung akhirat sedangkan menghadiri pesta perkawinan hanya mengingatkan dirimu kepada kesenangan duniawi sahaja.

12 - Janganlah engkau makan sampai kenyang yang berlebihan, kerana sesungguhnya makan yang terlalu kenyang itu alangkah lebih baik apabila diberikan kepada binatang sekalipun.
13 - Hai anakku; janganlah engkau langsung menelan sahaja kerana manisnya barang dan janganlah langsung memuntahkan saja pahitnya sesuatu barang itu, kerana manis belum tentu menimbulkan kesegaran dan pahit itu belum tentu menimbulkan kesengsaraan.

14 - Makanlah makananmu bersama sama dengan orang orang yang takwa dan musyawarahlah urusanmu dengan para alim ulama dengan cara meminta nasihat dari
mereka.

15 - Hai anakku; bukanlah satu kebaikan namanya bilamana engkau selalu mencari ilmu tetapi engkau tidak pernah mengamalkannya. Hal itu tidak ubah bagaikan orang yang mencari kayu bakar, maka setelah banyak ia tidak mampu memikulnya, padahal ia masih
ingin terus menambahkannya.

16 - Hai anakku; bilamana engkau mahu mencari kawan sejati, maka ujilah terlebih dahulu dengan berpura pura membuat dia marah. Bilamana dalam kemarahan itu
dia masih berusaha menginsafkan kamu,maka bolehlah engkau mengambil dia sebagai kawan. Bila tidak demikian, maka berhati hatilah.

17 - Selalulah baik tuturkata dan halus budibahasamu serta manis wajahmu, dengan demikian engkau akan disukai orang melebihi sukanya seseorang terhadap orang lain yang pernah memberikan barang yang berharga.

18 - Hai anakku; bila engkau berteman, tempatkanlah dirimu padanya sebagai orang yang tidak mengharapkan sesuatu daripadanya. Namun biarkanlah dia yang mengharapkan sesuatu darimu.

19 - Jadikanlah dirimu dalam segala tingkah laku sebagai orang yang tidak ingin menerima pujian atau mengharap sanjungan orang lain kerana itu adalah sifat riya~ yang akan mendatangkan cela pada dirimu.

20 - Hai anakku; janganlah engkau condong kepada urusan dunia dan hatimu selalu disusahkan olah dunia kerana engkau diciptakan Allah bukanlah untuk
dunia sahaja. Sesungguhnya tiada makhluk yang lebih hina daripada orang yang terpedaya dengan dunianya.

21 - Hai anakku; usahakanlah agar mulutmu jangan mengeluarkan kata kata yang busuk dan kotor serta kasar, kerana engkau akan lebih selamat bila berdiam diri. Kalau berbicara, usahakanlah agar bicaramu mendatangkan manfaat bagi orang lain.

22 - Hai anakku; janganlah engkau mudah ketawa kalau bukan kerana sesuatu yang menggelikan, janganlah engkau berjalan tanpa tujuan yang pasti, janganlah
engkau bertanya sesuatu yang tidak ada guna bagimu, janganlah menyia-nyiakan hartamu.

23 - Barang sesiapa yang penyayang tentu akan disayangi, siapa yang pendiam akan selamat daripada berkata yang mengandung racun, dan siapa yang tidak dapat menahan lidahnya dari berkata kotor tentu akan menyesal.

24 - Hai anakku; bergaullah rapat dengan orang yang alim lagi berilmu. Perhatikanlah kata nasihatnya karena sesungguhnya hati akan tentram mendengarkan nasihatnya, sehingga hati ini akan hidup dengan cahaya hikmah dari mutiara kata-katanya sebagaimana tanah subur yang disirami air hujan.

25 - Hai anakku; ambillah harta dunia sekadar keperluanmu sahaja, dan nafkahkanlah yang selebihnya untuk bekalan akhiratmu. Jangan engkau tendang dunia ini ke keranjang atau bakul sampah kerana nanti engkau akan menjadi pengemis yang membuat beban orang lain. Sebaliknya janganlah engkau peluk dunia ini serta meneguk habis airnya kerana sesungguhnya yang engkau makan dan pakai itu adalah tanah belaka. Janganlah
engkau berteman dengan orang yang bermuka dua, karena kelak akan membinasakan dirimu. penulis ust Aep Saipullah.