Napak Tilas Perjalanan Nabi Yusuf As
Oleh: Aep Saepulloh Darusmanwiati
Propinsi al-Fayyum—kurang lebih 90 KM dari Kairo--termasuk propinsi tua di Mesir. Keberadaan propinsi ini sangat sarat dengan sejarah. Bahkan, sangat erat kaitannya dengan seorang Nabi yang sangat terkenal akan kegantengannya, Nabi Yusuf as.
Dalam kesempatan kali ini, penulis mencoba melihat sejarah al-Fayyum dari tulisan para ulama Islam dahulu yang hidup pada abad ke 3 dan ke 4 hijriyyah, karena tulisan-tulisan mereka, hemat penulis, sangat luar biasa dan termasuk kategori turats. Penulis sengaja tidak mengambil bahan dari para penulis kontemporer, mengingat tulisan-tulisan turats, hemat penulis, masih lebih bagus dan lengkap dibanding buku-buku kontemporer.
Menurut para ahli sejarah, yang membangun pertama kali
Sebelum lebih jauh melihat sejarah pembangunan
Riwayat pertama, sebagaimana ditulis oleh Imam al-Humairy dalam bukunya ar-Raudh al-Mu'ththar fi Khabar al-Aqthar, disebut Alf Yaum karena perharinya pajaknya mencapai 1000 (alf) dinar. Ini artinya, pajak satu hari di al-Fayyum sama dengan seribu hari (Alf Yaum) di kota-kota Mesir lainnya. Hanya riwayat ini, tidak masyhur di kalangan para ahli sejarah.
Riwayat kedua, dan riwayat ini merupakan riwayat yang paling masyhur, bahwa penamaan al-Fayyum ini erat kaitannya dengan Nabi Yusuf as. Saat itu, setelah Nabi Yusuf mendekam dipenjara selama 7 tahun (sejak usia 31-38 tahun), satu tahun berikutnya beliau diangkat menjadi menteri ekonomi—bahkan riwayat lain mengatakan menjadi perdana menteri.
Tugas pertama yang diemban Nabi Yusuf sangat berat, karena raja saat itu meminta Nabi Yusuf untuk memikirkan cara menangani tujuh tahun kekeringan yang akan melanda Mesir tersebut. Di tengah kebingungan tersebut, Allah lalu memerintahkan Nabi Yusuf untuk pergi ke sebuah daerah—al-Fayyum saat ini-- yang saat itu disebut dengan nama Jaubah (lobang tempat pembuangan air kotor). Di
Allah kemudian memerintahkan Nabi Yusuf untuk menggali tiga selat yang meliputi selat bagian barat, timur dan bagian atas, hulu (upper, sha'id). Selat ini dibangun untuk mengalirkan air dari sungai nil ke daerah Jaubah atau al-Fayyum saat ini. Bahkan bukan hanya itu, dari penggalian tersebut, ada beberapa mata air yang sangat besar dan bersih yang kemudian menjadi sumber kehidupan masyarakat al-Fayyum saat ini. Di antara selat tersebut juga ada yang fungsinya untuk membuang air kotor yang yang berada di Jaubah.
Dengan digalinya tiga selat tersebut, daerah al-Fayyum menjadi subur dan hijau, karena air sudah masuk, baik dari sungai nil maupun air yang keluar dari dalam tanah. Setelah itu, Nabi Yusuf kemudian membangun 360 kampung di
Proyek pembangunan al-Fayyum tersebut dapat diselesaikan oleh Nabi Yusuf hanya dalam waktu 70 hari saja. Ketika raja Mesir saat itu melihat pembangunan yag dilakukan
Masih semakna dengan riwayat di atas, hanya berbeda dalam sebab awalnya saja, dikisahkan bahwa setelah Nabi Yusuf menjadi menteri selama 30 tahun, Firaun kemudian memecatnya. Ketika Nabi Yusuf menanyakan alasan pemecatannya, Firaun menjawab: "Saya memecat kamu bukan karena kamu tidak baik. Saya tidak akan melupakan kebaikan, jasa dan kehebatan kamu. Akan tetapi nenek moyang saya berwasiat agar jangan menjadikan seseorang sebagai menteri lebih dari 30 tahun, karena dikhawatirkan dia akan mengincar jabatan raja".
Nabi Yusuf lalu menjawab: "Anda sendiri sudah mengetahui saya tidak pernah ada ambisi untuk menjadi raja. Tapi semua terserah anda. Hanya, saya meminta Anda memberikan tanah kepada saya biar saya oleh untuk menghidupi saya dan keluarga saya".
Fir'aun lalu berkata: "Silahkan ambil dan pilih tanah yang kamu sukai". Nabi Yusuf lalu pergi melihat-lihat tanah yang menurutnya cocok. Allah lalu memerintahkan agar mengambil al-Fayyum. Nabi Yusuf kemudian mengukur dan menimbang sungai nil, dan kemudian menggali tiga lobang untuk mengalirkan air dari sungai nil. Setelah itu, Nabi Yusuf membangun 360 kampung dalam waktu 70 hari saja. Dan setiap kampung dapat menutupi satu hari kebutuhan penduduk Mesir yang kelaparan. Ketika Fir'aun melihat apa yang dilakukan
Sejak itu,
Dengan ide luar biasa Nabi Yusuf inilah,
Bukan hanya itu, menurut para ahli sejarah, air yang ada di al-Fayyum ini sangat mempengaruhi warna dan rasa dari sungai Nil yang ada di Mesir secara umum. Apabila air di al-Fayyum ini surut, maka warna dan rasa air nil akan berubah di seluruh Mesir. Sekalipun sampai saat ini, belum terjadi, akan tetapi hemat penulis, hal demikian masih sangat mungkin, karena semua itu berkat ide brilian Nabi Yusuf yang menimbang dan mengukur ketinggian air nil dimaksud.
Karena kesuburannya ini juga, al-Fayyum termasuk propinsi yang banyak menghasilkan padi, yang tentunya tanaman padi ini jarang ditanam di propinsi lain, mengingat terlalu banyak memerlukan air.
Itulah al-Fayyum, propinsi paling subur di Mesir. Semua itu berkat ide dan kecerdasan Nabi Yusuf di samping wahyu dan bimbingan dari Allah swt kepadanya.
Ketika Yunani berkuasa di Mesir,
Untuk mengenang jasa Nabi Yusuf as atas pembangunan
Siapa raja atau Fir'aun yang berkuasa saat itu?
Menurut para ahli sejarah, Nabi Yusuf as datang ke Mesir ketika berusia 15 tahun, dan saat itu Mesir dikuasai oleh dynasty Hyksos (dinasti ke 15 dan 16) pada saat rajanya saat itu bernama Ababil Awwal, yang perdana menterinya saat itu bernama Futi Fari' yang berarti pemberian Dewa Ra'. Futi Fari' ini dalam Taurat disebut dengan Futhifaar, dan menurut Ibnu Abbas disebut Qithfiir. Dan dynasty ke 15-16 ini masuk dalam kategori Second Intermediate Period (1640-1532 SM).
Hyksos adalah penguasa yang berasal dari
Dynasti Hyksos ini dalam catatannya terdiri dari delapan orang raja—sebagaimana ditulis oleh DR. Salim Hasan dalam bukunya Mishr al-Qadimah-- yaitu:
1. Samqonre' 2. 'Anat Hur 3. Khiyan 4. Banun
5.
Pertanyaannya, pada masa raja siapa Nabi Yusuf as datang ke Mesir? Menurut pendapat yang paling masyhur, bahwa Nabi Yusuf as datang ke Mesir, pada masa raja Khiyan, yang perdana menterinya bernama Futi Fari' atau dalam Taurat disebut dengan Fuutifaar, atau Qithfir dalam sejarah Islam. Raja Khiyan dalam sejarah Islam disebut dengan nama Rayyan yang berkuasa sekitar tahun 1762 SM.
Dalam catatan sejarah, Khiyan adalah raja yang sangat berkuasa dan paling banyak meninggalkan peninggalan purba. Ia berkuasa bukan saja atas Mesir, tapi sampai ke Syiria dan Palestina.
Sejarah Singkat Perjalanan Nabi Yusuf as.
RAJA-RAJA MESIR | RAJA-RAJA HYKSOS TAHUN SM | |||||||||||||||||||||||||||||
Dinasti ke 13 di mana pusat kerajaannya ada di Delta bagian barat | UMUR | KEJADIAN | ||||||||||||||||||||||||||||
Samqun Ra' | | 0 | Nabi Yusuf lahir di | Usia Nabi Ya'kub 51 tahun | ||||||||||||||||||||||||||
| 1768 | 10 tahun | Benyamin lahir | Usia Nabi Ya'kub 61 tahun, dan wafat ibunya Nabi Yusuf, Rahil (Rachel) | ||||||||||||||||||||||||||
'Anat Har | 1766 | 12 tahun | | Usia Nabi Ya'kub 63 tahun, dan wafatnya Nabi Ishak | ||||||||||||||||||||||||||
Dinasy ke 15 rajanya adalah Khyan, raja Hyksos yang berkuasa selama 50 tahun. | 1765 | 13 tahun | | Ya'kub dan 'Isu, kakaknya, berpisah | ||||||||||||||||||||||||||
| 14 tahun | Nabi Yusuf mimpi dan dimasukkan ke dalam sumur | | |||||||||||||||||||||||||||
| 15 tahun | Nabi Yusuf sampai di Mesir | | |||||||||||||||||||||||||||
| 30 tahun | Nabi Yusuf dewasa | Fitnah dari Zulaikha | |||||||||||||||||||||||||||
| 31 tahun | Nabi Yusuf masuk penjara | | |||||||||||||||||||||||||||
| 38 tahun | Keluar dari penjara | | |||||||||||||||||||||||||||
| 39 tahun | Menjadi menteri | Raja mimpi | |||||||||||||||||||||||||||
Dinasti ke 14, pusat kerajaannya atau ibu kotanya di | | 40 tahun | Awal masa 7 tahun subur | Nabi Yusuf membangun al-Fayyum | ||||||||||||||||||||||||||
| 47 tahun | Awal masa 7 tahun kekeringan | | |||||||||||||||||||||||||||
| 48 tahun | Saudara2 Nabi Yusuf datang pertama kali | | |||||||||||||||||||||||||||
| 49 tahun | Saudara2 Nabi Yusuf datang kedua kali | | |||||||||||||||||||||||||||
| 50 tahun | Saudara2 Nabi Yusuf datang ketiga kali | Nabi Ya'kub datang ke Mesir | |||||||||||||||||||||||||||
| 51 tahun | | | |||||||||||||||||||||||||||
| 54 tahun | Berakhir masa kekeringan dan kelaparan | | |||||||||||||||||||||||||||
| 55 tahun | Masa kemakmuran | | |||||||||||||||||||||||||||
| 59 tahun | | | |||||||||||||||||||||||||||
| 60 tahun | | | |||||||||||||||||||||||||||
1715 | 63 tahun | | | |||||||||||||||||||||||||||
Dinasty ke-16, rajanya adalah Abu phis I (Apophis) berkuasa selama 40 tahun | 1708 | 70 tahun | | | ||||||||||||||||||||||||||
1698 | 80 tahun | | | |||||||||||||||||||||||||||
1688 | 90 tahun | | | |||||||||||||||||||||||||||
1682 | 96 tahun | Umur Nabi Yusuf ketika ayahnya, Ya'kub wafat | Nabi Ya'kub wafat dalam usia 147 tahun | |||||||||||||||||||||||||||
1678 | 100 tahun | | | |||||||||||||||||||||||||||
| 1675 | 103 tahun | | | ||||||||||||||||||||||||||
| Masa raja Abu Phis II (Aphopis II) | 1668 | 110 tahun | Nabi Yusuf wafat | |