Sunday, January 20, 2008

Perjalanan Nabi Yusuf AS Di Fayum

Napak Tilas Perjalanan Nabi Yusuf As

Oleh: Aep Saepulloh Darusmanwiati

Asal muasal nama al-Fayyum

Propinsi al-Fayyum—kurang lebih 90 KM dari Kairo--termasuk propinsi tua di Mesir. Keberadaan propinsi ini sangat sarat dengan sejarah. Bahkan, sangat erat kaitannya dengan seorang Nabi yang sangat terkenal akan kegantengannya, Nabi Yusuf as.

Dalam kesempatan kali ini, penulis mencoba melihat sejarah al-Fayyum dari tulisan para ulama Islam dahulu yang hidup pada abad ke 3 dan ke 4 hijriyyah, karena tulisan-tulisan mereka, hemat penulis, sangat luar biasa dan termasuk kategori turats. Penulis sengaja tidak mengambil bahan dari para penulis kontemporer, mengingat tulisan-tulisan turats, hemat penulis, masih lebih bagus dan lengkap dibanding buku-buku kontemporer.

Menurut para ahli sejarah, yang membangun pertama kali kota al-Fayyum adalah Nabi Yusuf as. Bahkan, kota al-Fayyum dibangun berdasarkan wahyu dari Allah kepada Nabi Yusuf untuk menyelamatkan Mesir yang akan dilanda kekeringan selama tujuh tahun. Ini artinya, bahwa al-Fayyum merupakan salah satu dari dua kota yang dibangun berdasarkan wahyu dari Allah swt. Satu kota lainnya yang dibangun berdasarkan wahyu dari Allah adalah Mekkah melalui Nabi Ibrahim as.

Sebelum lebih jauh melihat sejarah pembangunan kota al-Fayyum ini, perlu penulis sampaikan bahwa kata al-Fayyum berasal dari kata Alf Yaum yang berarti seribu hari. Ada dua riwayat, hemat penulis, yang menjelaskan mengapa disebut dengan Alf Yaum.

Riwayat pertama, sebagaimana ditulis oleh Imam al-Humairy dalam bukunya ar-Raudh al-Mu'ththar fi Khabar al-Aqthar, disebut Alf Yaum karena perharinya pajaknya mencapai 1000 (alf) dinar. Ini artinya, pajak satu hari di al-Fayyum sama dengan seribu hari (Alf Yaum) di kota-kota Mesir lainnya. Hanya riwayat ini, tidak masyhur di kalangan para ahli sejarah.

Riwayat kedua, dan riwayat ini merupakan riwayat yang paling masyhur, bahwa penamaan al-Fayyum ini erat kaitannya dengan Nabi Yusuf as. Saat itu, setelah Nabi Yusuf mendekam dipenjara selama 7 tahun (sejak usia 31-38 tahun), satu tahun berikutnya beliau diangkat menjadi menteri ekonomi—bahkan riwayat lain mengatakan menjadi perdana menteri.

Tugas pertama yang diemban Nabi Yusuf sangat berat, karena raja saat itu meminta Nabi Yusuf untuk memikirkan cara menangani tujuh tahun kekeringan yang akan melanda Mesir tersebut. Di tengah kebingungan tersebut, Allah lalu memerintahkan Nabi Yusuf untuk pergi ke sebuah daerah—al-Fayyum saat ini-- yang saat itu disebut dengan nama Jaubah (lobang tempat pembuangan air kotor). Di sana Nabi Yusuf mulai memperhatikan dengan seksama daerah tersebut sekaligus mengukur ketinggian daerah dikaitkan dengan ketinggian sungai nil. Dan karena itulah, para ahli sejarah menjuluki Nabi Yusuf sebagai insinyur pertama dalam catatan sejarah manusia, karena ia mampu melakukan pengukuran tinggi rendahnya air sungai nil dengan daerah saat itu.

Allah kemudian memerintahkan Nabi Yusuf untuk menggali tiga selat yang meliputi selat bagian barat, timur dan bagian atas, hulu (upper, sha'id). Selat ini dibangun untuk mengalirkan air dari sungai nil ke daerah Jaubah atau al-Fayyum saat ini. Bahkan bukan hanya itu, dari penggalian tersebut, ada beberapa mata air yang sangat besar dan bersih yang kemudian menjadi sumber kehidupan masyarakat al-Fayyum saat ini. Di antara selat tersebut juga ada yang fungsinya untuk membuang air kotor yang yang berada di Jaubah.

Dengan digalinya tiga selat tersebut, daerah al-Fayyum menjadi subur dan hijau, karena air sudah masuk, baik dari sungai nil maupun air yang keluar dari dalam tanah. Setelah itu, Nabi Yusuf kemudian membangun 360 kampung di kota Jaubah tersebut. Jumlah tersebut disesuaikan dengan jumlah hari dalam satu tahun (satu tahun berkisar sekitar 360 hari) dengan maksud bahwa satu kampung di kota al-Fayyum ini dapat mencukupi kebutuhan seluruh penduduk Mesir saat itu dari kelaparan dan kekeringan. Dan luar biasa, dengan idenya ini, Mesir selamat dari kekeringan selama tujuh tahun. Bahkan, bukan hanya dapat menyelamatkan penduduk Mesir, dengan ide dari Nabi Yusuf ini juga, dapat menyelamatkan penduduk-penduduk Negara tetangga seperti Syiria, Palestina, Mekkah dan Madinah (saat ini) dari kekeringan dan kelaparan.

Proyek pembangunan al-Fayyum tersebut dapat diselesaikan oleh Nabi Yusuf hanya dalam waktu 70 hari saja. Ketika raja Mesir saat itu melihat pembangunan yag dilakukan Nabi Yusuf, ia berkata: "Luar biasa, hanya dengan 70 hari saja, Yusuf dapat membangun kota ini, padahal untuk dapat seperti ini, minimal diperlukan waktu seribu hari (Alf Yaum). Ini betul-betul pertolongan dari langit". Sejak itulah, nama Jaubah berubah mejadi Alf Yaum yang kemudian disingkat lagi menjadi kota al-Fayyum.

Masih semakna dengan riwayat di atas, hanya berbeda dalam sebab awalnya saja, dikisahkan bahwa setelah Nabi Yusuf menjadi menteri selama 30 tahun, Firaun kemudian memecatnya. Ketika Nabi Yusuf menanyakan alasan pemecatannya, Firaun menjawab: "Saya memecat kamu bukan karena kamu tidak baik. Saya tidak akan melupakan kebaikan, jasa dan kehebatan kamu. Akan tetapi nenek moyang saya berwasiat agar jangan menjadikan seseorang sebagai menteri lebih dari 30 tahun, karena dikhawatirkan dia akan mengincar jabatan raja".

Nabi Yusuf lalu menjawab: "Anda sendiri sudah mengetahui saya tidak pernah ada ambisi untuk menjadi raja. Tapi semua terserah anda. Hanya, saya meminta Anda memberikan tanah kepada saya biar saya oleh untuk menghidupi saya dan keluarga saya".

Fir'aun lalu berkata: "Silahkan ambil dan pilih tanah yang kamu sukai". Nabi Yusuf lalu pergi melihat-lihat tanah yang menurutnya cocok. Allah lalu memerintahkan agar mengambil al-Fayyum. Nabi Yusuf kemudian mengukur dan menimbang sungai nil, dan kemudian menggali tiga lobang untuk mengalirkan air dari sungai nil. Setelah itu, Nabi Yusuf membangun 360 kampung dalam waktu 70 hari saja. Dan setiap kampung dapat menutupi satu hari kebutuhan penduduk Mesir yang kelaparan. Ketika Fir'aun melihat apa yang dilakukan Nabi Yusuf, ia mengatakan: " Luar biasa, hanya dengan 70 hari saja, Yusuf dapat membangun kota ini, padahal untuk dapat seperti ini, minimal diperlukan waktu seribu hari (Alf Yaum). Ini betul-betul pertolongan dari langit".

Sejak itu, kota tersebut dikenal dengan nama al-Fayyum, dan Nabi Yusuf kembali diangkat menjadi menteri, bahka beliau meninggal masih menjabat sebagai menteri.

Dengan ide luar biasa Nabi Yusuf inilah, kota al-Fayyum sekarang menjadi kota paling banyak airnya di Mesir. Orang-orang Mesir menyebut al-Fayyum sebagai Makhzan al-Maa (gudangnya ar). Saking banyaknya air, kita dapat menjumpai beberapa kolam ikan di Fayyum, sesuatu yang tidak akan dijumpai di propinsi-propinsi Mesir lainnya, selain di Fayyum.

Bukan hanya itu, menurut para ahli sejarah, air yang ada di al-Fayyum ini sangat mempengaruhi warna dan rasa dari sungai Nil yang ada di Mesir secara umum. Apabila air di al-Fayyum ini surut, maka warna dan rasa air nil akan berubah di seluruh Mesir. Sekalipun sampai saat ini, belum terjadi, akan tetapi hemat penulis, hal demikian masih sangat mungkin, karena semua itu berkat ide brilian Nabi Yusuf yang menimbang dan mengukur ketinggian air nil dimaksud.

Karena kesuburannya ini juga, al-Fayyum termasuk propinsi yang banyak menghasilkan padi, yang tentunya tanaman padi ini jarang ditanam di propinsi lain, mengingat terlalu banyak memerlukan air.

Itulah al-Fayyum, propinsi paling subur di Mesir. Semua itu berkat ide dan kecerdasan Nabi Yusuf di samping wahyu dan bimbingan dari Allah swt kepadanya.

Ketika Yunani berkuasa di Mesir, kota al-Fayyum diganti dengan nama Crocodilopolis atau dalam bahasa Arab disebut dengan Madinah at-Timsah yang berarti Kota Buaya. Hal ini mengingat di al-Fayyum dahulunya banyak sekali buaya yang berkeliaran. Untuk itu pula dewa yang berkuasa dan menguasai al-Fayyum—menurut kepercayaan Mesir Kuno—bernama Dewa Sobek yang digambarkan dengan tubuh manusia tapi berkepala buaya.

Untuk mengenang jasa Nabi Yusuf as atas pembangunan kota al-Fayyum ini, sampai saat ini di al-Fayyum ada sebuah kampung yang bernama kampung Yusuf as-Shiddiq. Bahkan, sungai yang dibuat oleh Nabi Yusuf pun, sampai saat ini masih dapat disaksikan, yang memanjang luas di kota Fayyum yang bernama Bahr Yusuf, sungai Yusuf.

Siapa raja atau Fir'aun yang berkuasa saat itu?

Menurut para ahli sejarah, Nabi Yusuf as datang ke Mesir ketika berusia 15 tahun, dan saat itu Mesir dikuasai oleh dynasty Hyksos (dinasti ke 15 dan 16) pada saat rajanya saat itu bernama Ababil Awwal, yang perdana menterinya saat itu bernama Futi Fari' yang berarti pemberian Dewa Ra'. Futi Fari' ini dalam Taurat disebut dengan Futhifaar, dan menurut Ibnu Abbas disebut Qithfiir. Dan dynasty ke 15-16 ini masuk dalam kategori Second Intermediate Period (1640-1532 SM).

Hyksos adalah penguasa yang berasal dari Asia. Artinya, Mesir pernah dikuasai oleh raja-raja berdarah Asia kurang lebih 108 tahun. Karena itu, pada awal masa dynasti ini gelar yang dipakai bukan Fir'aun, akan tetapi raja. Hal ini mengingat para penguasanya bukan orang-orang Mesir asli, akan tetapi orang-orang Asia. Meski pada akhirnya berubah menjadi Fir'aun.

Dynasti Hyksos ini dalam catatannya terdiri dari delapan orang raja—sebagaimana ditulis oleh DR. Salim Hasan dalam bukunya Mishr al-Qadimah-- yaitu:

1. Samqonre' 2. 'Anat Hur 3. Khiyan 4. Banun

5. Aba Khanas 6. Abu Fiis 7. Yana 8. Asis

Pertanyaannya, pada masa raja siapa Nabi Yusuf as datang ke Mesir? Menurut pendapat yang paling masyhur, bahwa Nabi Yusuf as datang ke Mesir, pada masa raja Khiyan, yang perdana menterinya bernama Futi Fari' atau dalam Taurat disebut dengan Fuutifaar, atau Qithfir dalam sejarah Islam. Raja Khiyan dalam sejarah Islam disebut dengan nama Rayyan yang berkuasa sekitar tahun 1762 SM.

Dalam catatan sejarah, Khiyan adalah raja yang sangat berkuasa dan paling banyak meninggalkan peninggalan purba. Ia berkuasa bukan saja atas Mesir, tapi sampai ke Syiria dan Palestina.

Sejarah Singkat Perjalanan Nabi Yusuf as.







RAJA-RAJA MESIR

RAJA-RAJA HYKSOS

TAHUN SM





























Dinasti ke 13 di mana pusat kerajaannya ada di Delta bagian barat

UMUR

KEJADIAN







Samqun Ra'

0

Nabi Yusuf lahir di Haran, Palestina









Usia Nabi Ya'kub 51 tahun







1768

10 tahun

Benyamin lahir









Usia Nabi Ya'kub 61 tahun, dan wafat ibunya Nabi Yusuf, Rahil (Rachel)







'Anat Har

1766

12 tahun









Usia Nabi Ya'kub 63 tahun, dan wafatnya Nabi Ishak







Dinasy ke 15 rajanya adalah Khyan, raja Hyksos yang berkuasa selama 50 tahun.

1765

13 tahun









Ya'kub dan 'Isu, kakaknya, berpisah







14 tahun

Nabi Yusuf mimpi dan dimasukkan ke dalam sumur















15 tahun

Nabi Yusuf sampai di Mesir















30 tahun

Nabi Yusuf dewasa









Fitnah dari Zulaikha







31 tahun

Nabi Yusuf masuk penjara















38 tahun

Keluar dari penjara















39 tahun

Menjadi menteri









Raja mimpi







Dinasti ke 14, pusat kerajaannya atau ibu kotanya di Thebes, Luxor (Thaibah).

40 tahun

Awal masa 7 tahun subur









Nabi Yusuf membangun al-Fayyum







47 tahun

Awal masa 7 tahun kekeringan















48 tahun

Saudara2 Nabi Yusuf datang pertama kali















49 tahun

Saudara2 Nabi Yusuf datang kedua kali















50 tahun

Saudara2 Nabi Yusuf datang ketiga kali









Nabi Ya'kub datang ke Mesir







51 tahun















54 tahun

Berakhir masa kekeringan dan kelaparan















55 tahun

Masa kemakmuran















59 tahun















60 tahun















1715

63 tahun















Dinasty ke-16, rajanya adalah Abu phis I (Apophis) berkuasa selama 40 tahun

1708

70 tahun















1698

80 tahun















1688

90 tahun















1682

96 tahun

Umur Nabi Yusuf ketika ayahnya, Ya'kub wafat









Nabi Ya'kub wafat dalam usia 147 tahun







1678

100 tahun















1675

103 tahun















Masa raja Abu Phis II (Aphopis II)

1668

110 tahun

Nabi Yusuf wafat









Ada yang mengatakan usia Nabi Yusuf 130 tahun

1 comment:

kidod25 said...

sumbernya dari mana? kidod25 at gmail.com